; -->

Awal mula ada teknologi tepat guna

 

Awal mula ada teknologi tepat guna

Awal mula ada teknologi tepat guna


 Konsep teknologi tepat guna

 Konsep teknologi tepat guna berasal dari pemikiran bahwa inovasi dan teknologi haruslah relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di daerah pedesaan atau wilayah yang sulit dijangkau. Gerakan ini telah ada sejak awal abad ke-20, dan beberapa tokoh dan organisasi telah memainkan peran penting dalam mengembangkan konsep ini.

 Salah satu tokoh yang sering dikaitkan dengan pengembangan teknologi tepat guna adalah Mahatma Gandhi. Beliau mendorong pemikiran swadeshi, yang menekankan kebutuhan untuk menggunakan sumber daya lokal dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama di pedesaan India.

 Pada tahun 1970-an, istilah "teknologi tepat guna" menjadi lebih dikenal di tingkat internasional, terutama melalui kerja sama antara Development Alternatives di India dan Intermediate Technology Development Group (kemudian berubah menjadi Practical Action) di Inggris, di bawah pimpinan E.F. Schumacher. Schumacher terkenal dengan bukunya yang berjudul "Small is Beautiful," yang membahas konsep pembangunan berkelanjutan dan pemakaian teknologi yang sesuai dengan skala lokal.

 Seiring berjalannya waktu, konsep teknologi tepat guna terus berkembang dan mendapatkan perhatian global. Banyak organisasi non-pemerintah, pemerintah, dan inisiatif swasta yang berfokus pada pengembangan teknologi yang dapat memberikan solusi langsung terhadap masalah-masalah masyarakat di berbagai wilayah dunia. Teknologi tepat guna mencakup berbagai bidang, seperti energi terbarukan, sanitasi, pertanian berkelanjutan, dan kesehatan.

 Penting untuk dicatat bahwa konsep teknologi tepat guna terus berubah dan berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi.

 Teknologi tepat guna tahun 1970 an

Pada tahun 1970-an, konsep teknologi tepat guna mulai meraih perhatian signifikan dan menjadi bagian dari gerakan pembangunan berkelanjutan. Pada periode ini, beberapa organisasi dan tokoh memainkan peran penting dalam mengembangkan dan mempromosikan prinsip-prinsip teknologi tepat guna. Berikut adalah beberapa aspek teknologi tepat guna yang ditekankan pada tahun 1970-an:

 Intermediate Technology Development Group (ITDG): Organisasi ini, yang kemudian berganti nama menjadi Practical Action, didirikan pada tahun 1966 oleh Dr. E.F. Schumacher dan lainnya. ITDG bertujuan untuk mempromosikan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kesejahteraan di negara-negara berkembang. Mereka fokus pada pengembangan teknologi yang terjangkau, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan lokal.

 Buku "Small is Beautiful": Pada tahun 1973, E.F. Schumacher menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul "Small is Beautiful: Economics as if People Mattered." Dalam buku ini, Schumacher mengemukakan pandangannya tentang pembangunan berkelanjutan dan mendorong konsep teknologi yang sesuai dengan skala lokal.

 Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Salah satu pilar utama teknologi tepat guna pada waktu itu adalah pemakaian sumber daya lokal. Ini mencakup penggunaan bahan baku dan teknologi yang tersedia secara lokal untuk memecahkan masalah sehari-hari masyarakat.

 Teknologi Ramah Lingkungan: Pada tahun 1970-an, muncul kesadaran yang meningkat tentang dampak lingkungan dari teknologi. Oleh karena itu, teknologi tepat guna pada masa itu juga diarahkan pada solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

 Partisipasi Masyarakat: Konsep partisipasi masyarakat menjadi penting dalam pengembangan dan implementasi teknologi tepat guna. Ide ini mengakui bahwa penduduk setempat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan mereka sendiri, dan keterlibatan mereka dalam proses pengembangan teknologi adalah kunci keberhasilan.

 Pada dasarnya, pada tahun 1970-an, teknologi tepat guna lebih ditekankan sebagai respons terhadap masalah pembangunan di negara-negara berkembang, dengan fokus pada solusi yang sederhana, terjangkau, dan sesuai dengan konteks lokal.

 Teknologi tepat guna setelah tahun 1970 an

Setelah tahun 1970-an, konsep teknologi tepat guna terus berkembang dan menjadi semakin relevan dalam berbagai konteks pembangunan. Beberapa perkembangan dan pergeseran dalam pendekatan ini termasuk:

 Diversifikasi Bidang Penerapan: Teknologi tepat guna tidak hanya terbatas pada sektor pertanian atau energi. Penerapannya meluas ke berbagai bidang, termasuk kesehatan, pendidikan, sanitasi, dan komunikasi. Pendekatan ini membuktikan bahwa solusi yang sesuai dengan konteks lokal dapat diterapkan di berbagai sektor.

 Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang baru untuk menerapkan solusi tepat guna. Contohnya, penggunaan telepon genggam untuk layanan kesehatan jarak jauh (telemedicine) atau pendidikan jarak jauh, yang memungkinkan akses ke layanan penting di daerah yang sulit dijangkau.

 EnergI Terbarukan dan Efisiensi Energi: Peningkatan pemahaman terhadap perubahan iklim dan keberlanjutan mendorong fokus pada energi terbarukan dan efisiensi energi. Teknologi-teknologi seperti panel surya, turbin angin kecil, dan perangkat hemat energi menjadi bagian integral dari konsep teknologi tepat guna.

 Partnership dengan Sektor Swasta: Semakin banyak kemitraan dan kolaborasi antara organisasi nirlaba, pemerintah, dan sektor swasta dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi tepat guna. Ini mencakup model bisnis baru yang berfokus pada dampak sosial dan lingkungan.

 Inovasi Berbasis Desain: Desain produk dan solusi teknologi tepat guna semakin ditekankan. Inovasi yang terfokus pada kebutuhan pengguna dan lingkungan lokal membantu meningkatkan daya terima dan efektivitas solusi.

 Pengembangan Berkelanjutan: Teknologi tepat guna diarahkan pada pembangunan berkelanjutan, termasuk peningkatan kapasitas lokal dan pemberdayaan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan lokal untuk penggunaan, perawatan, dan pengembangan teknologi menjadi bagian penting dari pendekatan ini.

 Integrasi IoT dan Kecerdasan Buatan: Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) mulai diterapkan dalam teknologi tepat guna untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan solusi yang lebih canggih. Contohnya termasuk sistem pertanian pintar dan pemantauan kesehatan berbasis sensor.

 Penting untuk diingat bahwa konsep teknologi tepat guna terus berkembang seiring perubahan kebutuhan dan kemajuan teknologi. Fokus pada partisipasi masyarakat, keberlanjutan, dan solusi yang sesuai dengan konteks lokal tetap menjadi poin penting dalam penerapannya.

 Dikutip dari beberapa sumber.

!-- -->